Pelajaran Fisika sulit. Paradigma ini berdampak pada keaktifan, dan motivasi peserta didik yang mengakibatkan menurunnya hasil belajar fisika peserta didik. Kualitas proses dan hasil belajar fisika ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah ketersediaan sarana praktikum. Kegiatan praktikum yang biasanya dilakukan di laboratorium merupakan hal yang penting dalam pembelajaran fisika, karena aspek produk, proses, dan sikap peserta didik dapat lebih dikembangkan. Namun tidak semua percobaan dapat dilakukan, bukan hanya karena ketiadaan alat, tetapi juga dikarenakan karakteristik percobaan itu sendiri yang melibatkan proses dan konsep-konsep abstrak, sehingga diperlukan sebuah alternatif agar kegiatan percobaan tetap dapat dilakukan.

Faktanya, fisika merupakan salah satu cabang dari IPA dan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian proses ilmiah. Pada kondisi ini, kreatifitas memegang peran sangat penting bagi siswa. Ini diperlukan untuk mengatasi berbagai kesulitan, mencari jalan keluar dari segala permasalahan, mendobrak kemalasan dan untuk meraih cita-cita yang didambakan. Tanpa kreatifitas, seseorang akan sering terbentur pada inovasi, dan itu jelas akan menghambat, bahkan akan mengurangi semangat berprestasi.

Disinilah media pembelajaran mengambil peran. Media pembelajaran dibutuhkan sebagai katalisator dalam proses pembelajaran guna mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang efisien. Media pembelajaran dapat berupa media audio visual seperti gambar, musik, video, maupun animasi. Penambahan media visual ini lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan hanya media verbal.

Media yang dapat digunakan terdiri dari berbagai jenis media seperti gambar, video, dan animasi. Ketiga media visual tersebut disusun dalam bentuk laboratorium virtual dengan menggunakan program Adobe Flash Player. Selain itu, telah terdapat beberapa aplikasi simulasi virtual laboratorium yang telah disediakan di dunia maya, seperti PhET Simulation, Physics-Experiment For High School and Collage, Physics Lab, Microscope, Volt Lab, Physic Virtual Lab, 3D Biology+ dan beberapa media lainnya. Media pembelajaran berupa laboratorium virtual yang dibuat dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep fisika. Media ini dapat menampilkan konsep-konsep fisika beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Selain itu, media ini akan membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik, dan merangsang kreatifitas siswa sehingga siswa menjadi lebih semangat dalam belajar dan tidak menganggap pelajaran fisika itu membosankan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gunawan, Harjono, & Sutrio (2015) membuktikan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan media virtual berpengaruh positif terhadap penalaran logis dan pengembangan kemampuan logika. Hal ini nantinya akan sangat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan kreatifitas. Menurut Sudarman (2013) dalam uraiannya tentang pengertian kreatifitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan, yaitu kemampuan untuk membuat kombinasi baru kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban berdasarkan data atau informasi yang tersedia, dan kemampuan yang secara operasional mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir.

Pengembangan laboratorium virtual ini menggunakan model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, and Disseminate) (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel,1974). Setelah melalui analisis data, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Fisika siswa antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran langsung melalui laboratorium virtual dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran langsung, dan terdapat perbedaan kreatifitas siswa antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran langsung melalui laboratorium virtual dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran tanpa menggunakan laboratrium virtual.

Temuan ini memperkuat beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya. Menurut Gunawan, Harjono, & Sutrio (2015) dan Mahnun (2012) penggunaan laboratorium virtual dapat membuat peserta didik berpikiran lebih terbuka dan meningkatkan motivasi mereka untuk terus mencoba menemukan konsep fisika yang diharapkan. Selain itu, menurut Osman dan Kaur (2014) kelompok belajar melalui media virtual menghasilkan nilai lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Adanya media virtual dalam model pembelajaran langsung dapat menciptakan proses pembelajaran aktif di kelas. Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang mendapat perlakuan model konvensional dimana siswa cenderung pasif dan guru berperan aktif di dalam kelas sehingga menyebabkan kurangnya keterlibatan siswa dalam memahami materi fisika. Hasil penelitian tersebut membuktikan penggunaan laboratorium virtual sebagai media belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar fisika dan kreatifitas peserta didik. @Nurlinda Darwis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *